Tarian merupakan aspek penting dari kehidupan Afrika. Di banyak negara berbeda dari benua yang luas ini, tarian tidak hanya digunakan sebagai bentuk rekreasi dan hiburan, tetapi yang lebih penting, mengajarkan pola dan nilai sosial kepada anggota masyarakat. Daerah suku pedesaan Afrika tidak memiliki sejarah tulisan yang kuat, sehingga tradisi dan aturan masing-masing masyarakat diwariskan dari generasi ke generasi melalui tarian, musik, dan cerita.
Menari adalah kebiasaan yang berhubungan dengan pertemuan penting dan tonggak dalam kehidupan penduduk desa, sehingga dipandang sebagai kesempatan untuk datang bersama-sama sebagai sebuah komunitas dan berbagi koneksi umum.
Gaya tarian suku telah ada selama berabad-abad di sebagian besar negara di seluruh Afrika. Dengan westernisasi beberapa bagian Afrika, prevalensi tarian suku mengalami penurunan, namun masih ada dalam kehidupan masyarakat Afrika modern. Tarian tradisional Afrika memiliki ratusan variasi dan gaya, yang telah diturunkan selama beberapa generasi, tetap hidup dan terus beradaptasi.
Tarian memainkan peran penting dalam kehidupan suku di Afrika. Selain menjadi aktivitas pemersatu bagi anggota masyarakat, tarian sering merupakan ekspresi dari spiritualitas dalam ritual keagamaan suku Afrika. Masyarakat Afrika menari untuk merayakan kelahiran atau perkawinan, untuk berdoa bagi kesejahteraan dan hasil panen yang lebih baik atau untuk menangkal bahaya dan penyakit, misalnya.
Tarian suku bervariasi di seluruh Afrika, tetapi ada beberapa ciri pemersatu. Tarian dan musik umumnya sangat berirama dan cepat karena instrumen utamanya adalah drum, yang dianggap sebagai detak jantung desa. Tergantung pada budaya dan alasan tarian, pertunjukan tari bisa saja teaterikal. Penari kadang-kadang memakai kostum yang rumit, termasuk daun, kepang rafia dan masker yang dibuat dari kayu atau tanaman sekam. Tarian suku dianggap poliritmik karena semua bagian tubuh digunakan untuk bergerak sesuai irama.
Artikel Menarik Lainnya :