Gundukan, tempat pemukiman gua, dan tempat perkemahan menunjukkan bahwa banyak orang dari zaman prasejarah pernah menghuni wilayah Kentucky. Pemukiman Eropa pertama didirikan pada tahun 1774-1775. Pada saat itu, tidak ada pemukiman penduduk asli Amerika yang tersisa. Namun, suku Cherokee dan Shawnee masih berburu di wilayah ini.
Ketika Perang Revolusi pecah pada tahun 1775, populasi koloni timur telah berkembang dengan pesat. Lahan pertanian telah menjadi langka dan pajak semakin tinggi. Begitu banyak orang pindah ke barat untuk mencari lahan baru. Keluarga dari Carolina dan Virginia pindah melalui Cumberland Gap ke Appalachian Plateau dan Bluegrass Basin.
Para pemukim dari Pennsylvania dan Maryland melakukan perjalanan menyusuri Sungai Ohio dan kemudian menyebar ke selatan. Sebagian besar kelompok pelopor awal berasal dari Inggris, Skotlandia, Irlandia, dan Jerman. Pemukim juga datang dari negara-negara bagian selatan.
Banyak budak yang dibawa serta. Populasi penduduk Amerika keturunan Afrika naik ketika buruh dibutuhkan untuk bekerja di lahan pertanian yang menanam ganja dan tembakau. Nama “Kentucky” berasal dari kata dalam bahasa asli Amerika. Para sarjana percaya bahwa kata itu memiliki arti “padang rumput besar” atau “tanah masa depan.”
Menurut sensus nasional terbaru, 90 persen dari orang-orang Kentucky mengidentifikasi diri mereka sebagai orang kulit putih, 8 persennya orang Amerika keturunan Afrika, dan lebih dari 1 persennya orang Asia. Sekitar 3 persen dari mereka mengklaim diri sebagai keturunan Hispanik atau Latino. Dan ini adalah penandaan kultural, bukan rasial.
Artikel Menarik Lainnya :