Membayangkan betapa sulitnya untuk mengupas jeruk dan menekan potongan yang dihasilkan dari kulit jeruk tersebut hingga menjadi datar di atas meja. Analogi yang sama juga mewakili tantangan yang dihadapi oleh pembuat peta, yang mencoba untuk mengubah planet Bumi yang berbentuk bulat menjadi representasi visual datar.Untuk mengatasi tantangan memperoleh tampilan permukaan bumi yang bulat hingga menjadi terbentang datar, kartografer menggunakan bentuk-bentuk yang bisa digunakan untuk mendatarkan permukaan nantinya, seperti bidang datar, kerucut , dan silinder , yang dikenal sebagai permukaan yang dapat dibentangkan .
Dengan menerapkan perhitungan matematis pada permukaan yang dapat dibentangkan , mereka dapat mengubah fitur bumi menjadi bentuk datar. Bentuk-bentuk tersebut disebut dengan proyeksi , dan mereka mewakili tantangan pembuatan peta selama berabad-abad . Proyeksi pasti mengakibatkan distorsi . Distorsi-distorsi tersebut dapat dikontrol sampai tingkat tertentu dengan pilihan bentuk peta, yang tergantung pada bagian mana dari planet ini yang paling menarik bagi kartografer .
Hanya di mana permukaan langsung menyentuh Globe maka peta akan benar-benar akurat . Jauh dari titik-titik kontak , fitur bumi menjadi terbentang atau diekstarak agar menjadi datar.
- Cara Memotong Benda Terkeras di Dunia (Berlian)
- Jika di Luar Angkasa Tidak Ada Udara, Mengapa Ada Udara di Bumi?
- Fakta dan Penjelasan Seberapa Dalamkah Dasar Samudra?
- Apakah Kembar Identik Memiliki Sidik Jari yang Sama?
- Berapa Banyak Jumlah Sel Di Dalam Tubuh ?
- 10 Makhluk Paling Mematikan dan Berbahaya di Dunia
- Makluk Laut Apakah yang Terpanjang di Dunia?
- Ronda Rousey, Petarung Wanita Terkuat di UFC
- Sungai Tigris dan Eufrat : Bangsa Sumeria
- Ini Tanda-tandanya Jika Anda Sedang Jatuh Cinta
Ilmuwan pertama yang menggambarkan mengenai proyeksi peta berbentuk kerucut ialah, Ptolemy atau yang biasa disebut Ptolemaeus. Pada abad kedua masehi di kota Alexandria, Mesir