Sebagaimana negara lainnya, Jepang juga memiliki etika khusus di meja makan. Table manner Jepang berbeda dengan negara-negara Barat. Dalam makan malam bergaya keluarga, piring ditempatkan di tengah meja. Semua orang meraih makanan dengan sumpit. Dalam makan malam yang lebih formal, tamu mendapat nampan sendiri-sendiri. Piring dan mangkuk dipilih untuk meningkatkan selera makan. Dan semuanya ditata secara artistik.
Makan malam khas biasanya terdiri atas nasi, acar sayuran, dan hidangan utama. Hidangan utama bisa berupa tempura atau sukiyaki yang lezat. Tempura adalah ikan atau sayuran yang dicelupkan ke dalam adonan dan digoreng. Sukiyaki adalah irisan daging sapi atau ayam dengan sayuran. Sukiyaki dimasak langsung di atas meja.
Bahasa Jepang memiliki banyak ungkapan untuk situasi sosial yang berbeda. Sebelum makan, para tamu akan membungkuk dan berkata, “Ita-dakimasu (Saya dengan rasa syukur menerima makanan ini).” Setelah makan, mereka membugkuk lagi dan berkata, ” Gochiso-sama (Terima kasih atas makanan yang lezat ini).”
Teh adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari di Jepang. Secangkir teh selalu dihidangkan untuk para tamu. Dalam upacara minum teh formal, teh diseduh dan disajikan menurut aturan yang ketat. Upacara ini penuh dengan makna spiritual. Dan upacara teh Jepang adalah salah satu yang paling terkenal di dunia.