Makanan sangatlah penting dalam kebudayaan Pasifik dan merupakan penghubung utama kelompok-kelompok budaya di sana. Keluarga besar di Polinesia dan Kiribati digambarkan sebagai Kainga atau aiga, yang berarti mereka yang makan bersama-sama.
Tanaman tradisional Kepulauan Pasifik antara lain ararut Polinesia, pisang, buah sukun dan pohon pandan, sagu, talas, dan ubi jalar. Sumber daya yang paling penting bagi penduduk pulau yang tinggal di atau dekat pantai secara tradisional adalah pohon kelapa. Pohon tersebut memberikan daging kelapa yang manis, airnya dapat digunakan untuk membuat minuman, gula, dan cuka, dan berbagai bahan untuk pakaian dan konstruksi. Tanaman tradisional lainnya adalah ubi jalar yang berasal dari Amerika Selatan.
Para ilmuwan tidak tahu kapan atau bagaimana orang Polinesia pertama kali memperoleh tanaman, tetapi mereka percaya bahwa pelayar Polinesia mungkin membawanya dari Pulau Paskah kembali ke pulau-pulau yang lebih jauh ke timur pada sekitar tahun 1200 hingga 1300-an. Berabad-abad kemudian, orang Eropa membawa tanaman tambahan ke Pasifik dari Amerika Selatan dan Karibia. Tanaman ini meliputi singkong, nanas, dan bentuk lain dari talas.
Penduduk kepulauan secara tradisional makan banyak ikan dan makanan laut lainnya. Babi adalah makanan yang disediakan untuk pesta. Saat ini, warga pulau juga makan daging sapi, ayam, dan daging lainnya. Di banyak pulau, makanan ini dimasak dalam oven tanah, lubang dangkal yang dilapisi dengan batu yang dipanaskan. Juru masak menempatkan makanan di atas batu dan menutupinya dengan lapisan daun. Lubang tersebut kemudian diisi dengan tanah untuk menahan panas.
Tanaman kava digunakan untuk membuat minuman fermentasi seremonial dan rekreasional seperti kava, ava, atau kavakava. Penduduk Melanesia dan Mikronesia mengonsumsi pinang (benih pohon kelapa). Ketika dikunyah bersama-sama dengan daun sirih, campuran tersebut berfungsi sebagai stimulan yang meningkatkan aktivitas sistem saraf.
Artikel Menarik Lainnya :