Sering sekali kita pada saat melihat berita ekonomi, sang pembawa berita menyajikan laporan bahwa saat ini pasar saham sedang bearish atau sedang bullish. Nah apa sih maksudnya dengan bearish alias beruang dan bullish alias banteng itu. Dalam istilah pasar saham, suatu “bear market” merupakan salah satu yang sahamnya sedang jatuh dan “bull market” adalah salah satu yang sahamnya sedang meningkat.
Istilah-istilah ini telah ada sejak awal abad kedelapan belas di London, meskipun asal usul yang tepat dari istilah ini tidaklah pasti. Salah satu teori menyatakan bahwa istilah tersebut berasal dari cara bagaimana beruang (Bear) dan banteng (Bull) menyerang lawan mereka: beruang memukulkan cakar mereka ke arah bawah sementara banteng menyerudukkan tanduknya ke arah atas.
Teori yang paling umum, yaitu istilah “bear market” adalah berasal dari pepatah lama “jangan menjual kulit beruang sebelum Anda telah membunuh beruang”. Pemborong kulit beruang di London yang merupakan perantara dalam transaksi penjualan kulit beruang, dalam mengantisipasi penurunan harga, kadang-kadang pemborong tersebut akan menjual kulit beruang yang nantinya akan membelinya kembali dengan harga yang lebih rendah.
Sementara itu, istilah “bull market” tidak berasal dari hubungan kausal dengan hewan tetapi sebaliknya berhubungan secara logis dengan beruang, banteng merupakan binatang yang sering menjadi lawan beruang dalam pertandingan hewan yang populer pada masa dahulu, serta merupakan lawan yang paling jelas bagi beruang. Bull atau banteng juga dikenal sebagai simbol pengisian daya yang dapat juga diterapkan pada pasar saham yang bergerak naik (maka dari itu salah satu minuman energi juga menggunakan lambang banteng).
Beruang juga memiliki arti musim dingin yaitu dimana beruang melakukan hibernasi, penuh ketidak pastian dan menunggu untuk jangka waktu yang lama hingga bergantinya musim.
Dalam pasar valuta asing atau biasa dikenal dengan Foreign Exchange Bull dan Bear disikapi oleh investor dengan berbagai pilihan, semisal market memiliki kecenderungan untuk bear alias turun maka inverstor dapat melakukan Sell alias jual dengan harapan bahwa semakin turun marketnya maka semakin mendapat keuntungan. Pasar valuta asing itu berpasang-pasangan atau pair, seperti misalnya euro/usd, usd/jpy, eur/jpy dll.
Bisa juga semisal market memiliki kecenderungan untuk bergerak naik alias Bullish, maka investor valuta asing dapat melakukan buy alias beli dengan harapan semakin naik marketnya semakin mendapat keuntungan karena harga yang dibeli lebih murah daripada harga setelah kenaikan.
Namun hal tersebut sedikit berbeda untuk stock exchange alias pasar saham, semua investor menginginkan kenaikan (Bull) untuk saham yang telah dibelinya, dan turunnya saham yang telah dibeli oleh investor (Bear) merupakan momok yang sangat jauh-jauh di hindari. Pasar saham hanya berlaku satu arah yaitu buy to sell later, atau beli untuk dijual nanti saat harga sudah naik, tidak seperti pasar valuta asing yang bisa dua arah seperti penjelasan di atas.
Para investor pun memiliki pendapat masing-masing mengenai jenis investasi ini, baik secara resiko maupun hasil yang bisa didapatkan. Seperti pepatah yang sering kita lihat di tipi ” High risk high return” hehehehe.
Artikel Menarik Lainnya :
- 7 Kebiasaan Mengelola Keuangan yang Baik bagi Anda
- 7 Kebiasaan Managemen Waktu yang Baik untuk Anda
- Kayu Jenis Apakah yang Terkuat di Dunia?
- Cara Memotong Benda Terkeras di Dunia (Berlian)
- Fakta Dan Penjelasan Perbedaan Kemampuan Otak Pria dan Wanita
- 13 Rutinitas Positif Setelah Bangun dan Sebelum Tidur
LampuKecil.com
Pingback: Mengenal Makna Ikon Banteng VS Beruang Di Dalam Bursa Saham - Bahasan