Lego telah mencapai status kultus di dunia mainan. Popularitas dari batu bata plastik warna-warni yang saling mengunci ini bahkan telah melampaui mainan-mainan yang terkenal antara lain, mainan merakit kontruksi dan berbagai macam benda yaitu Erector Sets, mainan merangkai miniatur log untuk menyusun bangunan yaitu Lincoln Logs, dan mainan kontruksi dengan stik dan kincir yaitu Tinkertoys.
Ole Kirk Christiansen, seorang warga Billund, Denmark, yang juga seorang tukang kayu, mulai membuat mainan kayu kecil dan barang mainan pada tahun 1934. Ole, berpegang teguh pada kualitas, menamakan perusahaannya Lego, sesuai dengan ekspresi Denmark ” leg godt “, yang berarti “bermain dengan baik.” Dan dalam bahasa Latin, “lego” memiliki arti “saya mengumpulkan.”
Pada tahun 1949, Lego keluar dengan versi awal yang kita sudah familiar yaitu plastik yang bisa ditumpuk berbentuk balok persegi panjang berongga dengan kancing bulat di atasnya. Balok yang dibuat dengan presisi akan menempel bersama dan tertahan, tetapi tidak terlalu erat. Anak berumur tiga tahun pun bisa memisahkannya.
Seperti kebanyakan perangkat plastik pada umumnya, Lego dibuat dengan pencetakan injeksi. Proses ini dimulai dengan pemanasan acrylonitrile butadiene styrene (ABS) yang merupakan bahan pembuat batu bata plastik , dipanaskan 450 ° F hingga terbentuk plastik panas yang kental , kemudian mendorongnya ke dalam cetakan pada tekanan yang sangat tinggi dan membiarkannya dingin selama lima belas detik. Mesin cetakan tersebut berbahan baja atau aluminium berrongga yang memiliki bentuk sesuai dengan bagian yang diinginkan. Mainan yang sudah jadi lalu dikeluarkan dari cetakan.
Lego memiliki tonjolan di atas dan cekungan di dalam. Tonjolan pada bagian atas lego itu sedikit lebih besar dari pada ruang antara cekungan dan dinding. Ketika lego ditekan bersama-sama, tonjolan mendorong dinding. Karena material lego sangat kuat dan ingin mempertahankan bentuk aslinya, sehingga dinding dan cekungan menekan kembali terhadap tonjolan. Adanya gaya gesekanlah yang mencegah dua batu bata tersebut mudah terpisah
Popularitas sistem Lego berakar pada fleksibilitas. Desainnya mendorong kreativitas, anak-anak dapat menyusun berbagai mesin, angka, dan perangkat, kemudian merobohkan lego tersebut dan kemudian menggunakannya kembali.
Pada akhir tahun 1960, Lego memperkenalkan lini produknya yaitu Duplo. Batu bata ini dua kali panjang, lebar, dan tinggi dari balok Lego standar. Sering dijuluki Lego Preschool, ukuran balok yang besar mematahkan semangat anak kecil untuk menelan lego tersebut, dan lebih mudah bagi tangan yang mungil untuk memainkannya. Orang-orang Lego telah memperkenalkan berbagai perusahaan pendukung, termasuk enam taman hiburan, kompetisi, games, dan film.
Mereka juga mengeluarkan lini baru dari Lego set, Clikits dan Belville, yang ditargetkan untuk anak perempuan. Penambahan gear, motor, lampu, sensor, saklar, paket baterai dan kamera disatukan dalam Power Functions Line. Perusahaan Lego telah memastikan bahwa produk yang baru kompatibel dengan sambungan tipe bata yang lebih tua.
Artikel Menarik Lainnya :
- Kapan dan Dimana Permainan Catur Berasal?
- Kapankah Dimulainya Permainan Suit : Batu-Kertas-Gunting ?
- Fakta Unik Tentang Permen Karet Bulat
- Bagaimana Cara Kerja Bluetooth?
- Bagaimana Cara Styrofoam / Sterofoam itu Dibuat?
- Cara Memotong Benda Terkeras di Dunia (Berlian)
Lego mengklaim mereka telah memproduksi sekitar 400.000.000.000 balok dalam lima puluh tahun terakhir. Jika jumlah tersebut dibagi jumlah manusia, maka sekitar lima puluh tujuh balok Lego untuk setiap orang di planet Bumi.